Kajian Tafsir 'Illiyyīn berikut membahas surah ke 2 dalam Quran, Albaqarah ayat 1 hingga 7 yang menceritakan pencirian golongan orang-orang bertaqwa, beriman dan kafir.
#update9Sept2022
Untuk penjelasan ayat 1 ( 3.19. s/d 9.03) dapat dibaca di sini. Surah pertama dalam quran (alfaatiha) merupakan gambaran manusia yang semuanya pada alam bathil. Ayat ini memiliki hikmah/rahasia tentang manusia. Huruf Alif, lam dan mim mengandung makna luas tentang keseimbangan.
Di Ayat 2 (9.05 s/d 10.06) menjelaskan bahwa tiada beroleh yakin jika tiada ragu. Maka keraguan itu wajar/normal bahkan wajib jika ingin mengenal yang Maha Benar (Haqq). Dan hal ini (ragu) lalu belajar untuk mendapat paham sehingga yakin disebut taqwa. Rumus Taqwa adalah Tq = Rg + Yq. Dimana Rg : Ragu dan Yq : Yakin. Dan semua itu terangkum dalam Quran (kitaab).
Pada ayat 3 (10.06 s/d 11.46) berisi tentang ciri orang-orang bertaqwa. Yaitu :
1. Beriman/percaya kepada yang gaib.
Allah memberi sindiran dengan kata gaib. Lihat bagaimana Allah menggambarkan bahwa manusia tidak mudah beriman/percaya kepada Allah, meskipun sudah beragama Islam (bersyahadat dan ibadah lainnya). Pada kehidupan sehari-hari, malah gaibnya jin yang banyak dibahas / diceritakan. Inilah rasa taqwa pada manusia umumnya.
2. Menegakkan Sholat.
Sungguh sangat jelas bahwa sholat itu bukan sekedar dikerjakan tapi juga harus ditegakkan. Disinilah harus/ wajib paham tentang hikmah sholat.
3. Menyampaikan amanah kepada yang berhak.
Ciri ke 3 ini menunjukkan bahwa silaturahmi atau hablumminannas itu sama pentingnya dengan sholat. Karena semua itu berujung pada adab kepada para kekasih Allah yang telah tegak sholatnya terus menerus (istiqomah). Maka belajarlah langsung dengan bertemu manusia yang hidup dan sholatnya selalu tegak.
4. Beriman kepada petunjuk terdahulu dan akan datang.
Ayat 4 (11.48 s/d 12.41) mengandung makna bahwa siapapun mengaku bertaqwa kepada Allah, maka wajib beriman/percaya sejarah masa lalu (kitab-kitab sebelum quran) dan kejadian akan datang (hari akhirat/qiyamat).
* Ketetapan pada manusia yang mendapat petunjuk dan beruntung
Ayat 5 (12.42 s/d 13.05) ini menyatakan secara tersirat bahwa Allah telah menetapkan apapun kejadian pada hidup ini dimana ketetapan tersebut sifatnya gaib atau rahasia. Tiada satupun yang tahu (kecuali yang DIA kehendaki / para kekasih).
Ayat 6 dan 7 (13.07 s/d 14.35) menceritakan ketetapan Allah tentang orang yang tidak beriman atau kafir (ayat 6) dan orang yang munafik/fasiq (ayat 7) karena Allah telah mengunci perangkat tubuh (hati, telinga dan mata) mereka untuk menerima petunjuk.
Pada
kajian ini kita tampilkan juga dalam bentuk audio (suara) untuk
memberikan nuansa pemahaman yang lebih baik.
Ingatlah bahwa apapun
materi yang ada baik tulisan ataupun campuran audio visual pasti TIDAK
mengandung KEBENARAN. Semua hanya untuk memudahkan PENGENALAN ( معرفة )
Selamat menikmati sajian ini, menuju PENGENALAN pada yang HAQ.
Tausiyah Qolbi - TAUBI Media informasi bersumber dari kisah perjalanan ruhani para hamba Allah Mari membaca dengan bijak dan berdiskusi langsung dengan guru/mursyid
Perhatian !!! Siapapun pembaca bertanggungjawab sendiri atas efek apapun dari setiap artikel TAUBI
No comments:
Write comments